Starry Sun

Halaman

Sabtu, 16 Februari 2013

"PERTANIAN" sebagai Aset Besar


Letak Indonesia yang dilintasi garis khatulistwa, membuat iklim Indonesia memiliki 2 musim (kemarau-hujan) saja. Dengan kondisi tersebut, menjadikan tanah negeri ini sangat subur dan dapat menghasilkan hasil pertanian yang berlimpah dan beraneka ragam. Dari mulai buah-buahan, hingga rempah-rempah, dsb. Ini juga menjadikan mayoritas pekerjaan penduduk di Indonesia ialah bertani dan pekerjaan lain seputar pertanian. Lahan pertanianpun terbentang luas dari Sabang hinnga Merauke dan dari dataran rendah hingga dataran tinggi. Semua terhampar jelas kurang lebih 10.000.000 ha.


Banyak sumber daya alam dalam bentuk pertanian kita yang menempati urutan teratas tingkat dunia. Seperti cengkeh dan pala pada urutan pertama, karet alam dan minyak sawit mentah pada urutan kedua, kopi dan kakao pada urutan ketiga, dan hasil pertanian lain pada urutan selanjutnya. Produksi beras dan tanaman biji-bijian maupun kacang-kacangan (misal: kedelai) lain juga tak kalah besar di tingkat dunia. 
Namun akhir-akhir ini justru beberapa hasil pertanian tersebut harus diimpor oleh pemerintah dengan jumlah yang cukup besar. Seperti beras, garam, susu, jagung, kentang, dll. Yang nyatanya lahan pertanian di Indonesia masih cukup luas dan dapat di kembangkan lebih lanjut. Begitu juga pesisir di Indonesia yang tak kalah luas karena keadaan negara kita yang berkepulauan dapat di berdayakan untuk meningkatkan produksi garamnya.

Itulah yang menjadikan pertanian Indonesia tidak dapat di pandang sebelah mata saja. Selain sisi baiknya masih banyak pula sisi buruk dari pertanian Indonesia yang perlu untuk di benahi oleh kita semua. Agar pertanian dengan asset-asetnya benar-benar dapat bermanfaat juga menyejahterakan masyarakat Indonesia. Seperti contohnya, perbandingan terbalik antara lahan pertanian dengan jumlah petani yang ada. Juga keikut-sertaan pemerintah dalam mengelola bahkan memajukan pertanian saat ini. Entah dari kebijakan-kebijakan yang kurang menguntungkan para produsen pertanian alias petani, atau kurangnya andil mereka dalam mengatasi kendala-kendala untuk mengembangkan hasil pertanian yang berkualitas dan mencukupi pasar. Dan inilah PR kita semua, para pemerintah, pejabat bersangkutan, para petani, ilmuwan muda yang mempelajari dan mengkaji hal ini, bahkan pelajar yang nantinya diharapkan menjadi penerus di masa yang akan datang. "Maka anak muda berkayalah karena hari ini dunia bukan hanya butuh suara tapi sikap yang dapat menutup semua suara tentang negeri ini."

2 komentar:

  1. semoga memberi inovasi bagi masyarakat indonesia... terutama petinggi-petinggi negara :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamin..... hehe yup ipin. makasih nih udah komen..
      maaf aq baru baca, soal kmrn vakum

      Hapus

selesai baca, silahkan komen di sini ^,^